Bulan Rabi’ul Awwal adalah bulan yang mulia. Di bulan ini umat Islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan umat ini dari jalan kegelapan menuju ke jalan yang terang benderang. Untuk lebih mengenal bagaimana sosok dan perilaku beliau, marilah menyimak perjalanan hidup beliau agar bisa menjadi teladan bagi kita semua dan supaya kita lebih mencintai beliau. Sebab, orang yang cinta terhadap beliau kelak akan bersama beliau di surga. Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berada bersama orang yang dicintainya (kelak di Hari Kiamat).”
Rasulullah saw dilahirkan di Kota Mekah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal (22 April 571 M). Beliau dilahirkan dari ayah yang bernama Abdullah dan ibu yang bernama Aminah. Adapun nasab beliau dari jalur ayah adalah sebagai berikut: Abdullah bin Abdul Muthallib (nama aslinya Syaibatul Hamdi) bin Hisyam bin Abdi Manaf (nama aslinya Al-Mughirah) bin Qushayyi (nama aslinya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan.
Sedangkan nasab ibunda beliau adalah: Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Aminah merupakan wanita paling terhormat di suku Quraisy baik secara nasab maupun kedudukannya. Jadi, nasab Rasulullah bertemu di kakek beliau yang kelima, Kilab.
Ada beberapa kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran beliau. Pada malam ketika beliau dilahirkan, istana Kisra bergetar hebat dan empat belas balkon istananya runtuh, air danau meluap dan api yang biasa disembah oleh orang-orang Majusi tiba-tiba padam, padahal selama ribuan tahun api itu tidak pernah padam. Selain itu, beberapa gereja di sekitar Buhairah runtuh dan ambles ke tanah.
Kejadian luar biasa juga terjadi saat Aminah mengandung Muhammad saw. Aminah sama sekali tidak merasakan sakit sebagaimana yang dirasakan oleh wanita pada umumnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwasanya Aminah berkata, “Aku tidak merasakan diriku sedang mengandung dan tidak merasa kelelahan seperti yang dialami oleh kebanyakan wanita. Hanya saja aku merasa aneh ketika darah haidku terhenti. Seorang malaikat datang kepadaku, waktu itu aku dalam keadaan antara tidur dan sadar. Ia berkata,
‘Apakah engkau merasa sedang hamil?’
Rasanya aku berkata kepadanya, ‘Aku tidak tahu.’
‘Sesungguhnya engkau telah mengandung Sayyid (pemimpin) dan Nabi umat ini,’ kata malaikat itu. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin.
Tentang kelahiran Muhammad saw, Aminah menceritakan bahwa ia melihat cahaya yang menerangi istana-istana Syam sehingga ia dapat melihat semua istana itu. Aminah bercerita, “Ketika aku melahirkannya, ia berlutut dengan kedua lututnya, memandang ke arah langit kemudian menggenggam segenggam tanah, lalu menyungkur sujud. Ia dilahirkan dalam keadaan telah terpotong tali pusarnya. Aku menyiapkan untuknya sebuah bejana, dan aku lihat tempat itu tertutup darinya. Ia menghisap ibu jarinya yang mengalirkan air susu.”
Setelah Aminah melahirkan, dia mengirim utusan ke tempat mertuanya, Abdul Muthallib, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya. Abdul Muthallib lalu datang dengan perasaan suka cita, lalu membawa cucunya ke dalam Ka’bah seraya berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dia memilihkan nama Muhammad, nama ini sebelumnya tidak pernah dikenal di kalangan bangsa Arab.
Ada pula kejadian yang sangat mengesankan ketika Rasulullah dilahirkan. Pada siang hari ketika Rasulullah dilahirkan, di Makkah ada seorang Yahudi yang berkata kepada kaum Quraisy, “Wahai para pemuka Quraisy, apakah tadi malam di antara kalian ada yang melahirkan seorang bayi?”
“Kami tidak tahu,” jawab Quraisy
“Tadi malam telah dilahirkan Nabinya orang-orang Arab yang memiliki tanda di antara dua pundaknya, yang berwarna hitam dan berselaput ditumbuhi dengan beberapa rambut,” kata orang Yahudi itu.
Orang-orang Quraisy lalu pulang dan bertanya kepada keluarganya masing-masing, “Apakah Aminah hari ini melahirkan?”
“Benar.”
Lalu orang-orang Quraisy mendatangi orang Yahudi tadi dan memberitahukan bahwa di antara mereka ada yang melahirkan seorang bayi laki-laki. Orang Yahudi itu seketika berkata, “Kenabian telah hilang dari Bani Israel.”
Perkataan orang Yahudi tersebut merupakan pengakuan bahwasanya telah datang seorang Nabi yang membawa agama yang menghapus agama-agama yang lalu dan menerangi jalan kegelapan menjadi jalan yang penuh cahaya. Dialah Nabi kita, Muhammad saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar